Rata-rata Kaum Adam

Deru deram dari bagian kaum adam
Lebih tepatnya birahi
Yang mengalir
lewat darah ke pembuluh nadi
ujung-ujungnya bakal disesali

Mungkin terlalu lama tertahan
membuat pusing geram tak kepalang
Memaksa diri terus terbelenggu kehendak seperti kayu hancur oleh kapak

Biar perlahan hilang
Namum satu dua menit kembali datang
Apa yang membuatnya kembali?
Yah, itu sudah sifat alami

Hanya segelintir dari kami
yang bersabar sampai waktu saatnya tiba
Namun, kalau sudah tak tahan. Apa daya?
Memangnya bisa?
Menahan segala naluri
takdir bagi seorang lelaki

Ah omong kosong
Lakukan sajalah
walau hari tengah siang bolong
Siapa peduli? Kan aku yang nikmati
Ujug-ujug menyesal di akhir sesi
Besoknya terulang lagi

Dasar lelaki

Kau tahan demi untuk tidak melakukan
Nyatanya liar dalam pikiran
Melihat wanita di pinggir jalan
Matamu langsung jelalatan
Hey... Ada truk di sebrang jalan
Awasssss


Kau berharap tiba waktu yang tepat
"Kapan aku bisa segera?"
Kembali tak sabar
Lantas melakukannya

Yah....
Mau sampai kapan?
Sampai tak tersisa?
Apanya?
Hahaha bercanda
Besok-besok akan terisi seperti semula
seperti sedia kala
Syukurlah

Read More

SEMUA AKAN BILANG BAHWA BELAJAR ITU CAPE

Walaupun banyak tugas kuliah, harus tetep semangat dan percaya. Bahwa usahamu itu akan membuahkan hasil dikemudian hari. Tugas menumpuk dari dosen dan deadline yang terus menerus akan menjadikan sebuah proses indah bilamana suatu hari nanti kita menengok kebelakang, melihat kenangan bahwa masa muda kita sebagai mahasiswa dipenuhi dengan kerja keras dan usaha yang membuahkan hasil.

Belajar itu memang gak enak. Mahal kadang pahit. Proses yang begitu panjang dan lama. Sering disibukan dengan aktivitas2 yang bejibun. Yang terkadang bukan hanya energi yang terkuras, tapi juga uang, pikiran dan waktu.

Semua akan bilang bahwa belajar itu cape... pasti !

Namun Percayalah, makalah yang kamu buat, presentasi yang mesti di siapkan untuk besok, handout materi yang mesti di copy, berlembar-lembar kertas folio dengan tulisan tangan yang kadang membuat tangan serasa mau copot, belum lagi dalam satu hari ada sederet tugas di beberapa mata kuliah... dan berbagai tugas lain yang mesti dikerjakan... Semua itu akan membuat kita lebih dewasa secara akademis... Akan membuat kita lebih bisa memaknai apa sebenarnya itu pendidikan... Akan lebih bisa mengetahui bahwa hidup ini memang sepantasnya dihabiskan untuk menuntut ilmu.. Ilmu dan ilmu. Apalagi di masa muda begini.

Hari ini boleh saja kamu bergumam dalam hati "untuk apa saya melakukan ini semua? Cuma buang2 waktu saja"

Tapi apa kamu mau di hari tua nanti menjadi bodoh dan miskin pengalaman?
Apa kamu mau di hari tua nanti merasa menyesal kenapa dahulu masa mudamu tidak dihabiskan dengan bersusah payah menuntut ilmu?
Pada akhirnya, kamu sendiri yang dirugikan.

"Walaupun menderita di hari ini, tetapi kita akan menjadi pemenang di hari esok."

- Muhammad Ali
Read More

THANK YOU FOR EVERYTHING

I originally wanted to write you a letter about why you’re my best friend and saturate it with all the generic reasons and adorable anecdotes, but I’m not going to do that because you already know why you’re my best friend, duh. If you didn’t, we probably wouldn’t have remained friends all these years. 

I have no concept of time whatsoever. If it were up to me no one’s birthday or other important event would be remembered, because that’s the type of person I am, I can’t make it anywhere on time, or even on day, and I tend to forget where I’m going to begin with. But you remember things like this, and you know exactly how long we’ve been best friends. That will be the first thing you tell me after you read this. Thank you for knowing that. Thank you for knowing all the things I don’t.

Thank you for always being closest to me even when we were in separate time zones and separate stages of life. Thank you for not letting us get split by dumb facts like distance or time. Thank you for never giving up on our friendship, for never shrugging and being like “Eh, things change, people change” 

Thank you for taking care of me in every way possible, for being there when no one else was or wanted to be and when you didn’t even have to be. Everyone has those friends who are close but not really; who you always feel kind of awkward and weird about asking for help and like you have to clarify you’ll do them some kind of favor in return, but you’re not one of those. You never got mad when I didn’t call you for weeks on end because I was too busy being someone’s bestfriend, but you were right there to pick up my heart-splinters when things predictably shattered. You were and are there for everything, no bargaining or explanations needed.

Thank you for being a different friend than everyone else, different from the friends who are only there for the fun things. Thank you for always being fun even when we’re not having fun. I don’t know how else to explain that.

Thank you for believing in me when I was too weak and exhausted to believe in myself. Thank you for pushing me, for repeating those affirmations that don’t mean anything in inspirational films but mean everything when someone who cares about you says them. Thank you for not judging me when I did something really stupid, but also thanks for telling me I was an idiot and probably shouldn’t have done the stupid thing. Thank you for always being honest.

Thank you for doing all the things a real best friend does. Thank you for always knowing who I am and reminding me of that when I forget. Thank you for being genuinely concerned with the outcome of my life and always listening, even when you’re tired. Thank you for telling me the things no one wants to hear and sparing the bullshit advice. I can’t think of many other people I’d actually take a bullet for.

Thank you for being you and for letting me be me. Thank you for letting me feel so much like myself when I’m with you. Thank you for not making me wear any masks or put on any fronts. Thank you sharing in my happiest moments, and for genuinely feeling the same, for listening to my saddest stories and radiating compassion and empathy from wherever you are. Thank you for being the only person I ever want to confide in. 

Thank you for being the most awesome person, inside and out. Thank you for making the world a better place, just by being in it. Thank you for making colors a little brighter, sunshine a little warmer, and hugs a little better. Thank you for loving more fiercely than anyone I know. Thank you for defining selfless, always putting others before yourself; you are going to change the world just as much as you have changed mine.

Thank you for the laughs, for the cries, and for everything in between. Thank you for being my rock, my anchor, for keeping me grounded when I feel like I might otherwise blow away. Thank you for all of the things you do, big and small. Thank you for knowing my favorite food and what song I would die for. Thank you for always knowing what to say and for being one of life’s best teachers. Thank you for making fun of me when I deserve it, and for loving me when I don’t. Thank you for staying constant in a world full of change, and for keeping some normalcy in a world full of chaos and bullshit. 

Thank you for laughing as hard as I did. Thank you for making sure I didn’t get away from you several years ago. Thank you for making me hurt when I miss you, but for taking the hurt away when I see you. Thank you for loving me. Thank you for the absolute privilege and honor of being able to call you my best friend, thank you for being my person. Thank you for giving me these reasons, and a million more, to be thankful for.

Forever and Always…
Your Best Friend

source : thought catalog (edited)
Read More

AKU TUNGGU

Awalnya aku mengira kau akan dekat denganku
Kenyataannya kau hanya bayang semu yang telah berlalu
Semu semu semu… teruslah berucap sampai hatimu kalap
Padahal kau tak tau apa arti sebenarnya

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Sedekat bayang dengan tuannya
Kenyataannya kau hanya seperti gelap
Yang akan hilang ditelan cahaya
Cahaya apa?
Mungkin cahaya hatiku yang terlalu berharap
Berharap pada siapa?
Padamu…

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Sedekat pasir di bibir pantai dengan air yang terasa asin
Kenyataannya kau hanya ombak
Menyapu goresan kenangan yang telah kita sama-sama tulis disana
Sedih rasanya…

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Saling dekat….
Dekat seperti hamba dengan Tuhan-Nya yang selalu berharap
Dekat seperti hamba dengan Tuhan-Nya yang selalu berdoa

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Tak pernah menjauh
Karena aku takut menjauh
Sungguh…

Sebenarnya dekat seperti apa yang aku inginkan?
Akupun tidak mengetahui begitu pasti
Yang aku tahu, dekat itu…
Dekat itu seperti….

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Lagi-lagi aku bicara soal dekat
Hey, adakah seseorang yang bisa menjelaskannya?
Agar aku bisa tahu, sejauh mana aku telah tersesat

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Dekat saat kita bertemu
Ingatkan saat momen indah itu?
Matamu seolah berbicara “ayo curi pandang denganku, maka aku akan membalasnya”
Lalu kau malah menoleh kearah pohon sunyi yang anginpun tidak meniupnya sama sekali
Bagaimana kita bisa saling mencuri pandang?

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Entahlah… mungkin saat kita berkumpul di kerumunan
Walaupun banyak manusia disana
Tapi dunia serasa milik kita berdua
Dan kau terus tertawa dan menduga
bahwa aku terus memandangimu tanpa berkedip sedikitpun
Kau salah… salah kalau tidak menduga seperti itu

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Sedekat jari manis dan jari kelingking
Mungkin dengan cicin indah mengantung didekatnya
Maksudnya, dijari manismu
Ah… terlalu cepat

Awalnya aku mengira kita akan dekat
Tanpa jarak dan tanpa batas waktu
Hanya kau dan aku
Berdua…
Kita buat cerita cinta di dalamnya

Awalnya aku mengira…
Mengira kita tidak akan pernah bisa bersatu
Karena ikatan diantara kita memang awalnya semu

Sekarang aku sadar
Tuhan mendekatkan kita pada awalnya
Agar mengetahui bahwa diantara kita memang tidak pantas untuk menjalin sebuah ikatan

Sekarang giliranmu untuk mengira…
Mungkin saja aku yang salah mengira…
Kalau sudah selesai beritahu ya?
Aku tunggu….


Read More

Curhatan Zaman SMP Lewat Cerbung

Let the ocean dissolves away my past
Let the sun burns away my future
Let the God take away my soul..
Let me be on my own
Let me piss myself of this life
Let the people judge my life
Let me die inside I lost everything…“inside I lost everyting….inside… I lost… everyting”

Itu adalah sepenggal lagu dari Burger Kill yang judulnya ‘Blank Proudness’. Gue suka banget sama yang namanya Band Metal, mulai dari Luar maupun dalam negeri. Nah Burger Kill ini salah satu band dalam negeri yang genre nya metal dan salah satu band favorit gue. Entah kenapa saat gue memutar music metal di hp atau komputer, gue merasa lebih baik. Mungkin karena liriknya yang bagus dan menyentuh. Terkadang lagu itu secara ngga langsung menggambarkan kehidupan gue sehari-hari. Yaa contohnya kaya Blank Proudness ini. Lagu ini menggambarkan keputusasaan seseorang terhadap orang-orang yang ada disekitarnya.

Sama seperti gue, yang selalu  saja merasa orang-orang disekitar gue ngga bersikap adil ke gue. memang terkadang hidup itu ngga selalu manis yang seperti kebanyakan orang cari, tapi justru itu menurut gue kepahitan dalam hidup  harus ada..kenapa? Karena dalam pahitnya hidup ini seseorang dapat belajar memaknai hidup itu sendiri dan bisa melangkah lebih baik dari sebelumnya.
Contonya seperti orang yang sakit keras yang berkepanjangan, derita yang dia rasa selama penyakit itu  membuat dia sadar bahwa dalam hidup itu ada rasa sakit yang begitu jahat dan kejam terhadap kita. Tapi begitu keajaiban datang dan penyakit orang itu sembuh, dia akan sadar dan merasa bersyukur atas apa yang telah dia dapatkan. Dan otomatis dia juga dapat belajar dari kejadian yang pernah dialami , dia pasti terus menjaga kesehatan dan ngga mau semua ini terulang lagi. Dan dia pun menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari.

walaupun begitu, gue masih belum bisa menemukan pembelajaran dari pahitnya hidup gue ini. Ngga tau kenapa,  mungkin karena gue belum sadar atau gue belum bersyukur atas apa yang Tuhan berikan.




Tulisan ini di kutip dari Cerbung zaman gue kelas 3 SMP yang judulnya "Entah Kenapa Waktu Itu Hari Jum'at"

di lain waktu, gue bakal posting cerbung lengkapnya di BLOG ini. ditunggu ya :D

Read More

ASEMNYA JERUK MILIK TEMAN


Biasanya nih, jeruk yang asem itu terlihat lebih segar dan menarik warna kulitnya ketimbang jeruk yang manis. Jeruk yang penampilannya biasa-biasa saja justru terkadang mempunyai rasa yang lebih manis. Sama seperti seorang teman, mereka terkadang terlihat friendly dan easy going, pokoknya good in the front of us deh. Baik dan ramah di depan kita tapi nggak taunya, malah asem! Sering iri dengki sama kita.  Katakanlah pada saat kita mendapatkan kebahagiaan, seperti mendapat tambahan rezeki,  mendapat IPK bagus, dan mendapat penghargaan atas prestasi yang telah diraih atau membuat karya hebat yang orang lain nggak bisa membuatnya. Pernah nggak kalian bertanya-tanya apakah teman kalian mungkin saja selama ini iri hati sama kalian? Dan kalian mulai penasaran dan merasa kenapa mereka tidak pernah terlihat senang atau memberikan respon disaat kalian mendapatkan kebahagiaan? Nah, mungkin saja perasaan itu benar. Benar bahwa teman kalian itu mungkin memang iri hati sama kalian. Sayangnya, rasa iri yang mereka pendam nggak semata-mata bisa kita ketahui dengan mudah tanpa adanya pengakuan dari mereka. Lantas, gimana dong caranya supaya tahu apakah teman kita ini iri dengan kita atau tidak, tanpa meminta mereka untuk memberi tahu akan hal itu?

Menurut pengalaman gue sebagai penulis dan sebagai seorang manusia yang sedikit-banyaknya telah merasakan asam, manis dan pahitnya sebuah pertemanan. Ada hal yang bisa kita telusuri untuk mengetahui itu semua. Momen-momen berikut ini bisa mengindikasikan atau mencirikan apakah mereka memendam rasa iri terhadap kita atau tidak, beberapa diantaranya adalah : 

KURANGNYA APRESIASI

Kita semua pasti pernah dong memiliki momen saat dimana kita sangat senang dan bangga untuk mengumumkan hal-hal baru yang terjadi pada diri kita kepada orang lain, termasuk ke teman-teman. Pokonya hal-hal yang berbau good news deh. Contoh simple-nya seperti saat kita telah membuat sebuah karya dan memenangkan sebuah kejuaraan atau lomba,  semua itu kita lakukan hanya untuk mendapatkan respon dari teman kita. Teman yang memendam rasa iri biasanya memberikan respon yang tidak baik atau apresiasi yang kurang( minim apresiasi ). Mereka sering berkata kepada kita seperti “oh, bagus kalau  gitu!”, bahkan tidak jarang hanya “good job bro!”  dan yang lebih anehnya, mereka tidak sungkan untuk bilang “kok bisa? Beruntung banget lo bro?”

Kalau gue tengok ke pengalaman pribadi, teman sejati pasti akan memberikan respon yang membuat kita merasa GE-ER (red, kegirangan) bahkan bisa membuat kita menjadi jumawa atau besar kepala. Karena apa? Karena apresiasi yang begitu banyak datangnya, membuat lingkungan dan ruang-ruang baru yang positif. Bisa di catat bahwa, teman sejati juga pasti akan selalu meminta traktiran jika kita memenangkan suatu lomba, nggak masalah lomba itu mendapat hadiah uang atau nggak. Yang penting traktir! Makan-makan! Hahaha, ---- bener nggak?

Kurangnya apresiasi dan dukungan bisa menandakan bahwa teman yang bersangkutan memendam rasa iri kepada kita. Entah apa motif mereka, tapi yang jelas mereka yang iri hati kepada kita tidak akan pernah bisa memberikan apresiasi yang lebih kepada kita. Hanya sebatas percakapan-percakapan datar dan ucapan ‘selamat’ yang setelahnya akan hilang dengan sendirinya, tanpa membekas sedikitpun.

Perlu diketahui  bahwa teman sejati akan selalu senang ketika kita merasa senang. Mereka bahkan akan benar-benar tulus dalam menyampaikan rasa suka citanya kepada  kita, ketika sesuatu yang baik terjadi pada diri kita.

MENGHALANGI DAN SELALU PESIMIS

Tidak ada hal yang lebih buruk lagi daripada seorang teman yang selalu membawa kita pada zona pesimistic dan selalu saja mengkritik kita terhadap hal apapun yang kita lakukan, boleh saja jika kritik itu bersifat membangun, tapi ini justru malah menjatuhkan. Ketika kita memiliki sebuah ide yang bagus terhadap sesuatu, dan mereka yang iri terhadap kita langsung memberikan alasan mengapa kita tidak harus melakukannya. Lebih parahnya  lagi nih, mereka mencoba untuk membuat kita berada dibawah tekanan, memberikan kita berbagai macam resiko dan alasan yang mungkin sama sekali nggak masuk akal. Dan ketika kita menolak untuk menerima masukan dari mereka, kitalah yang disalahkan dan dianggap orang yang egois. Awalnya mereka datang menjadi pendengar yang baik, tetapi begitu kita selesai mengutarakan apa yang ingin kita sampaikan. Mereka secara tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang mengkritik persoalan secara berlebihan. Semua ini bisa terlihat ketika mereka memberikan sebuah landasan yang tidak masuk akal, dan cenderung ngawur. Tujuannya hanya ingin membuat kita menggagalkan apa yang sudah terencana, membuat kita ragu untuk melakukannya. 

“ah udah deh, lagian ngapain mesti ikut-ikutan itu lagi. Udah tau tahun kemarin gagal, nggak kapok emang? Move on dong, percuma kalo terus-terusan begitu. Peluangnya kecil banget. Yang ada lo malah rugi”. 

Dan bla bla bla…..

Padahal nih, Seorang teman sejati tidak akan pernah mengekang kebebasan kita atau bahkan mencampuri urusan pribadi kita. Mereka seharusnya tahu bahwa kita juga butuh ruang untuk diri kita sendiri. Selain itu, mereka juga akan selalu menghargai pendapat kita, dan akan memberikan kita waktu untuk sendirian ketika kita memang menginginkannya, dan akan selalu mendukung dengan kata-kata positif yang bersifat membangun. Bukannya malah membuat kita terpuruk akan masa lalu atau sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. 

MENGHILANG ATAU MENJAUHKAN DIRI
 
Pernah nggak kalian mencoba membuat rencana atau janji dengan seorang teman?  tiba-tiba mereka mendadak sibuk atau bahkan tidak menghubungi kita sama sekali. Seketika itu mereka tidak ada kabarnya dan lost contact begitu aja. Terus kita terheran-heran, ada apa ya? Kadang, orang yang sedang memendam rasa iri kepada kita, mereka cenderung lebih suka menjauh dari kita daripada menghadapi kenyataan bahwa mereka mengakui mereka iri terhadap kita saat mereka bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan kita. Alasannya? Ya itu tadi yang sudah dijelaskan, ketika kita mendapatkan sesuatu berupa kebahagiaan, apalagi  mereka juga pernah berusaha  untuk mendapatkan hal itu, tetapi kenyataannya mereka nggak berhasil, mereka akan berusaha menjauh. 

Contoh simplenya nih ya, sebagai penulis, jujur, gue juga pernah ngerasain hal semacam ini. Dan pasti kalian juga pernah ngerasain --- sering terjadi saat musim tes perguruan tinggi negeri atau PTN, saat si A dan B sama-sama berjuang untuk ikut tes seleksi masuk, dan hanya si A yang diterima. Si B lantas menjadi iri terhadap si A, padahal perjuangan mereka sama-sama keras dan sama-sama berusaha semaksimal mungkin. Tetapi kenyataan tetaplah kenyataan, pada akhirnya mereka saling menjauh, si B akan berasalan sibuk untuk mencari alternatif perguruan tinggi lain. Si B ini akan merasa buruk tentang dirinya sendiri (memendam rasa iri) di hadapan si A. Maka dari itu Si B lebih memilih untuk menjauh, daripada sakit hati menghadapi kenyataan. 

Jika mereka teman sejati kita, mereka pasti akan selalu berkata jujur kepada kita apa yang sedang terjadi. Mereka tidak akan pernah menusuk kita dari belakang dengan tidak memberikan alasan kenapa pergi begitu saja dan teman sejati seharusnya selalu terbuka tentang masalahnya. Mereka juga akan memberikan  respon atau saran yang jujur setiap kali kita akan membutuhkannya, dan tidak pernah sekali pun mencoba menyesatkan kita demi keuntungan pribadinya.

MERASA TERSAINGI

Rasa iri hati biasanya terjadi ketika kita memberi tahu teman (yang merasa iri hati terhadap kita) tentang sesuatu yang pernah kita lakukan, dan segala sesuatu yang kita katakan akan mereka balas dengan respon “ah masa? Gue juga bisa itu mah.“ terkadang mereka juga akan berkata “itu gampang, bukan sama sekali hal yang sulit kok”. Dan selalu saja meremehkan apa yang sudah kita perbuat. Padahal dalam kenyataannya, mereka belum tentu bisa melakukannya , mereka selalu saja merasa paling baik tentang diri mereka sendiri. Apa yang kita lakukan akan dianggap rendah di mata mereka. Mungkin ini terkesan berlebihan, tapi memang betul adanya. Pernah nggak kalian berlaku kayak gini? Kalau gue sih jujur pernah, motif gue sih memang nggak mendasar. Tapi ada rasa keinginan menganggap remeh teman yang bersangkutan biar nggak terlihat sok hebat di depan gue. ya karena memang gue merasa iri sih (Astaghfirullah….)

Sampai sini kalian harus tau… Pertemanan atau persahabatan itu bukan masalah kompetisi atau perlombaan saling mengadu kehebatan satu sama lain, tetapi justru malah  sebuah bentuk kerja sama yang dijalin di atas rasa kesetiakawanan. Ketika kita akhirnya berhasil mencapai kesuksesan yang kita impikan, teman sejati  sudah sepatutnya juga merasa bahagia dengan apa yang telah kita raih, dan bukan malah mencemooh atau berusaha menurunkan rasa percaya diri kita.

                                        _______________________________________________
Well, gue mau nanya… dari keempat ciri-ciri di atas, yang mana sekiranya JLEB buat kalian? Yang mana sekiranya pernah kalian lakukan perbuatan tersebut ke teman-teman kalian? Pasti kalian pernah iri kan? Cuma kalian nggak tahu? Coba tanya kepada diri sendiri. Rasa iri hati boleh saja dilakukan… tapi iri disini bukan bermaksud kepada hal-hal yang buruk atau negatif, rasa iri harusnya bisa menjadikan kalian termotivasi untuk melakukan hal yang sama bahkan kalau bisa lebih baik. jangan buat rasa iri itu ada dalam diri kita, tetapi kita tidak termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

“Jauhilah olehmu sekalian sifat dengki, karena dengki itu memakan segala kebaikan seperti api memakan kayu”

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S An Nisa : 32)

Oke, pada kesempatan berikutnya gue akan bahas bagaimana caranya menghadapi teman yang iri hati kepada kita. Termasuk gimana caranya menghilangkan yang namanya penyakit hati.  Kalau gue bahas di postingan ini, bakal kelewat panjang. Hehehe
Oke, sampai ketemu di postingan berikutnya. See yaa!

Read More

SALAH DALAM MENEMPATKAN DIRI DAN KEADAAN



Sungguh, menghilangkan penyakit atau sifat merasa paling kerdil diantara orang-orang hebat memang kadang susah dihilangkan.

Namun percayalah, ketika kita sedang merasa seperti batu kerikil diantara batu-batu yang besar... pada kenyataannya mereka hanyalah bongkahan batu biasa... tidak seperti apa yang kita lihat atau rasakan. Justru kita adalah kerikil-kerikil emas dan berlian yang nilainya lebih berharga.

Jangan pernah merasa rendah. Apalagi merasa diri ini tidak berguna sama sekali. Karena Allah tidak menyukai seorang hamba yang bersedih karena berbuat demikian.

Bukankah Dia yang menciptakan kita dengan berbagai maksud dan tujuan? Bukankah Dia yang menciptakan kita dengan berbagai macam potensi dan kehebatan?

"Apakah kamu mengira bahwa kami menciptkan kamu main-main tanpa ada maksud dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?" ( QS : Al-Mu'minun : 115 )

Lantas dimana rasa syukurmu nak?

Melihat orang lain hebat dalam suatu bidang janganlah lantas membuatmu merasa iri karena tidak bisa seperti mereka.

Yang terjadi pada dirimu itu hanyalah salah dalam menempatkan diri. Mereka bersinar karena mereka paham dan tahu betul dimana mereka menempatkan diri mereka.

Karena tidak mungkin bagi seekor ikan untuk bisa memanjat pohon dan tidak mungkin pula bagi seekor gajah bisa berenang di tengah lautan.

Kenali dan pahamilah dirimu. Jangan selalu melihat orang lain seperti ini dan itu.

Kamulah yang sebenarnya hebat, cuma kamu belum paham dengan diri dan keadaan.
Read More

MALAS YANG BERMANFAAT BAGI ANAK MUDA

Dilihat dari judul tulisan, disini gue akan sedikit-banyaknya  memaparkan suatu kata yang udah gak asing lagi di telinga setiap manusia. Kata yang satu ini sudah sangat akrab sekali dengan keseharian, kepribadian dan sifat yang ada dalam diri kita, yaitu MALAS. Agak beresiko sih memang kalau bilang ada manfaat dalam rasa malas, tapi serius ini tulisan nggak ngaco kok. Hehehe kalau mau tahu alasan kenapa tulisan ini nggak ngaco, mending simak dulu deh tulisan di mari sampai habis. Yuk!

Sudah banyak tips dan berbagai saran di luar sana untuk bisa mengatasi rasa malas, tetapi pada kenyataannya rasa malas itu selalu hadir dalam diri setiap orang. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengatasi rasa malas, mulai dari mengikuti seminar motivasi, mendengarkan nasihat, menonton video inspiratif, membaca kisah orang-orang sukses dan masih banyak macam cara lagi yang dapat dilakukan. Walaupun begitu, jika kita tidak bisa mengimplementasikan dan mengaplikasikannya, tindakan itu semua tidak memiliki manfaat sama sekali. banyak yang bilang bahwa rasa malas adalah pembunuh kesuksesan, memang benar, karena rasa malas adalah gerbang awal dari seseorang untuk terpuruk dalam kehidupannya. Nah lho, sudah sampai sini masih berani bilang bahwa rasa malas itu bermanfaat? Eits tunggu dulu, belum selesai. Ayo baca lagi!

Sebenarnya apa sih rasa malas itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) malas diartikan sebagai perilaku yang tidak mau bekerja atau berbuat sesuatu, dan merupakan lawan kata dari rajin. Adapun bermalas-malas adalah duduk (tiduran dan sebagainya) tanpa berbuat sesuatu ( berlengah-lengah).  Sedangkan orang yang melakukan tindakan hal tersebut disebut sebagai pemalas atau yang suka malas atau bersifat malas. 

Rasa malas dalam diri seseorang terkadang berkerja dan sering muncul seperti Alarm, yang mengingatkan kita bahwa tubuh kita butuh istirahat yang lebih agar keadaan zona nyaman dapat terwujud. Banyak faktor yang memunculkan rasa malas itu sendiri. diantaranya adalah ; capek, terlalu banyak pikiran, Suasana yang mendukung, tidak mood, tidak ada motivasi, dan bingung apa yang akan dilakukan. Faktor-faktor tersebutlah yang memicu rasa malas kita untuk terus mendominasi keadaan diri. tujuannya mengingatkan pikiran sadar kita bahwa tubuh dan pikiran butuh istirahat dan di manja secara berlebihan. 

Rasa malas tidak selamanya berkonotasi negatif, ada beberapa hal yang logis terkait malas yang tidak bersifat negatif ini. CEO Microsoft, Bill Gates pernah bilang bahwa dia akan memilih orang- orang malas untuk mengerjakan perkerjaan yang sulit di perusahaan miliknya karena orang malas akan selalu menemukan berbagai cara yang paling mudah untuk diselesaikan.  Itu artinya apa? Artinya orang yang malas juga punya nilai lebih jika rasa malas itu bisa dikendalikan. Alih-alih rasa malas ini justru yang menjadikan kita beda dan mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain.

“I will always choose a lazy person to do a difficult job, because he will find an easy way to do it”.
– Bill Gates.

Udah segitu doang manfaatnya? Haha, belum. Masih ada lagi nih!
Nah, sekarang langsung ke intinya deh. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari yang namanya rasa malas. Diantaranya adalah :

MALAS PACARAN

Seperti yang kita sudah pernah baca di atas, malas adalah perilaku yang tidak mau bekerja atau berbuat sesuatu. Nah,  kenapa gue katakan malas pacaran itu bermanfaat? Karena jika anak muda malas atau tidak mau berbuat sesuatu (pacaran) maka ini bisa disebut malas yang positif. Pada dasarnya kan pacaran itu memang dilarang dalam agama. Pacaran dinilai lebih banyak mudharatnya ketimbang mashlahatnya. Jadi malas pacaran itu adalah malas yang bermashlahat. Boleh saja sih pacaran, tapi setelah nikah dulu yak. #udahputusinaja Hehehe

MALAS BERMALAS-MALASAN

Waduh, ambigu banget nih kata-katanya. Malas bermalas-malasan? Apa lagi ini maksudnya? Hahaha kan udah dijelasin juga di atas, kalau bermalas-malas adalah duduk (tiduran dan sebagainya) tanpa berbuat sesuatu (berlengah-lengah). Jadi kalau malas bermalas-malasan itu artinya kita malas (tidak berkeinginan) untuk  tidur-tiduran atau berlengah-lengah, lebih tepatnya sih jadi RAJIN!
Misal ada anak muda yang malas bermalas-malasan, maka dari itu dia akhirnya  jadi sering belajar, mengaji, membantu orang tua dan sesama, bergaul dengan teman-teman sebaya, ulet, dan lain sebagainya. Ini bisa dikatakan adalah anak muda yang rajin, karena kalau anak muda tidak rajin, mau jadi apa? Betul gak? Tul

Suatu kisah ada seorang anak muda yang tampan bernama Agus Permana, ibunya terlalu sering melihat dia menjadi sesosok anak muda yang cemerlang nan rajin, karena sudah terlalu bosan melihat tingkah  laku anaknya yang demikian, Ibunya pun lantas berkata :
 “Agussssss, keluar dari kamar! Jangan belajar mulu, sekali-kali kek males-malesan gitu… keluar! ”
“enggak mau mah, males!” Sahut si pemuda tampan nan rajin, Agus permana
Hahahaha

MALAS PUNYA TEMAN YANG JAHAT

Kalian punya teman yang jahat nggak? kalau nggak punya kalian termasuk orang-orang yang beruntung. berarti kalian mempunyai teman-teman yang baik.

Berteman itu harus dengan orang-orang yang baik, karena teman adalah mereka yang mengantarkan kita pada gerbang kesuksesan, teman yang menemani kita pada setiap langkah tapak kaki ini  untuk berusaha mewujudkan mimpi  dan teman adalah mereka yang saling mengingatkan kita di jalan kebaikan dalam menggapai ridho Allah SWT.

sebagai seorang teman kita juga harus saling melengkapi, masing-masing dari kita memiliki watak dan kepribadian yang berbeda. begitu juga soal keadaan, entah itu status sosial ataupun tingkat intelegensi. bagi teman yang berlebih, sangat dianjurkan untuk saling berbagi dengan teman yang kurang. dan untuk teman yang kurang.... lempar aja ke jurang!!! hahaha

Teman yang baik itu susah di dapatkan, sebaliknya teman yang jahat gampang sekali di dapatkan. Makanya kalau memiliki teman yang baik, harus dipertahankan.  Dan sebaliknya pula teman yang jahat itu cuma bisa merugikan, tidak menguntungkan. Terlebih, konon teman yang jahat itu nggak baik buat kesehatan, terutama buat ibu-ibu hamil. Hahaha

MALAS KALAU NGGAK PUNYA SKILL

Wuahahaha, makin kesini makin terlihat apa maksud si penulis. Sekarang udah ngerti kan? Nah, bagus. Di bagian ini kita harus malas kalau nggak memiliki skill atau kemampuan. Sebagai anak muda yang pada dasarnya produktif, memiliki skill atau kemampuan adalah hal yang dirasa sangat perlu untuk menunjang berbagai aktifitas dan pergaulan. Malu dong kalau di tanya sama orang "punya skill apa?" tapi kita nggak bisa jawab karena nggak punya, ujung-ujungnya malah nyengir kuda.

“ini pak, adanya sikil… bukan skill”. sambil berkata kayak nggak punya dosa.

Ngebahas soal skill atau kemampuan, pasti mengarah pada potensi dan bakat yang kita miliki. Jangan buru-buru deh bilang “ah, gue nggak ada bakat…. Aduh nggak punya!”  JANGAN! BAHAYA! BANGET MALAH!

Kita diciptkan oleh Allah SWT sebagai makhluk-makhluknya yang hebat, dengan ratusan bahkan ribuan potensi didalamnya. Tetapi itu semua bergantung pada diri kita, karena hidup memberikan kita begitu banyak kesempatan untuk menjadi yang terbaik. Semua itu bergantung pada diri kita masing-masing. Kalau kita yakin dengan itu semua, pasti sesuatu yang hebat akan muncul dalam diri kita, sesuatu itu adalah hal yang tidak pernah kita duga-suga sebelumnya. Caranya gimana? Ya itu… kita harus yakin. Bahwa kita di ciptakan oleh yang Maha Kuasa dengan segala macam kemampuan. Langkah selanjutnya kita yang mengambil tindakan. Kalo bukan kita, siapa lagi? #TumbenSerius

MALAS KALAU NGGAK SHOLEH DAN NGGAK NURUT SAMA ORANG TUA

Dari semua macam malas yang telah disebutkan di atas, sebenernya ini sih poin yang paling penting. JADI ANAK SHOLEH DAN BERBAKTI SAMA ORANG TUA. Cakep gak tuh?

Udah sholeh, berbakti sama orang tua pula. Behh…. Sukses dunia - akhirat itu mah!
Anak muda kalau nggak sholeh itu bukan anak muda namanya… anak muda kalau cuma pinter doang tapi nggak sholeh buat apaan? Haha

Selain sholeh, ada hal lain yang nggak kalah penting nih. Yaitu berbakti kepada orang tua. Ada yang bilang bahwa dirumah kita memiliki sepasang malaikat tanpa sayap yang senantiasa menjaga, merawat dan melindungi kita sejak kita masih kecil sampai saat ini. Yap benar, mereka adalah ayah dan ibu kita. Yang menjadikan seseorang hebat bukanlah karena kepintaran yang dimiliki, yang menjadikan seseorang sukses bukanlah karena kerja keras yang telah dilakukan. Sebab kedua hal itu hanya sebagian kecil dari faktor-faktor pendukung. Yang paling penting dan sangat penting adalah RIDHO ORANG TUA.

Ingatlah selalu, bahwa ridho Allah juga merupakan ridhonya orang tua kita. Buat kalian yang masih memiliki orang tua yang lengkap, berbahagialah… itu merupakan nikmat yang sangat berharga buat kalian. Sepasang malaikat yang menemani kalian akan terus menopang kalian dan menyaksikan kalian tumbuh dewasa. Sepasang malaikat yang selama ini bersama kalian akan terus memanjatkan doa-doa demi dan untuk kesuksesan kalian. Maka dari itu, jangan sia-siakan mereka. Anugrah terindah dalam hidup adalah ketika kita masih diberi kesempatan untuk bisa berbahagia bersama mereka… bersama kedua orang tua tercinta. ayah dan ibu kita  :”)

Dan gue rasa cukup untuk penjabaran singkat mengenai rasa malas yang bermanfaat seperti apa yang telah tertera di atas. Sebenarnya ada beberapa cara untuk menghilangkan rasa malas yang sebenarnya (bukan malas versi gue yang di atas ya). Pertama adalah, mulailah hidup dengan terorganisir, membuat list to do, rencanakan hal yang ingin dilakukan, aktif dalam keseharian, sadar akan waktu, dan yang terakhir sempatkan waktu untuk bermalas-malasan, contohnya saat weekend datang. Setelah berlelah-lelah dengan weekday, ada waktunya kita butuh istirahat dan fokus untuk memanjakan diri. Dalam dunia psikologi, ini dinamakan self-respect.

Oke, sekian dulu tulisan yang rada berantakan kali ini. Semoga malas yang udah gue jelasin di atas nggak di salah artikan ya. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya


Read More

Fenomena Keluar Dari Grup WhatsApp


Zaman semakin modern, cara untuk mengobrol dengan orang lain juga semakin bervariasi. Bukan cuma bertatap muka secara langsung, ataupun video call yang menggunakan hape canggih. Dengan menggunakan aplikasi messenger misalnya, kita sebagai makhluk sosial yang haus akan perkembangan teknologi, khususnya gadget seperti smartphone, tak henti-henti dihidangkan dengan berbagai macam aplikasi messenger yang kini tiap hari makin banyak ragamnya. Salah satu dari sekian banyak aplikasi messeger itu adalah WhatsApp. 

Siapa sih yang nggak tahu WhatsApp? aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BBM (BlackBerry Messenger). Aplikasi ini memungkinkan kita untuk bisa mengobrol atau bertukar pesan tanpa biaya SMS karena WhatsApp  menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing, dan lain-lain. Dengan menggunakan WhatsApp,  kita juga bisa berbagi file, bertukar  foto dan video.

Selain mempunyai fitur obrolan yang memungkinkan kita bisa berinteraksi dengan orang lain melalui jaringan pribadi (japri), whatsapp juga menyediakan fitur grup yaitu ruang dengan kapasitas beberapa orang sehingga kita bisa melakukan obrolan dengan sebuah kelompok atau komunitas di satu chat room yang sama. Hampir diberbagai kesempatan dalam kehidupan sosial kita, tak jarang setiap kita masuk dalam sebuah kelompok, organisasi atau pergaulan pasti ada saja tawaran untuk membuat chat grup dengan menggunakan aplikasi messenger yang satu ini.

Fitur chat grup dalam whatsapp tidak ada yang namanya proses approval atau persetujuan, jadi jika kita sudah mendapatkan ajakan di suatu grup, itu artinya kita akan langsung menjadi bagian grup tersebut tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu. Hal ini yang menimbulkan banyak fenomena-fenomena yang terjadi di ruang lingkup obrolan.  Tak jarang bahkan sampai berujung pada keluarnya seseorang dari grup. Perlu diketahui bahwa Whatsapp tidak menyediakan fitur keluar dari grup secara sembunyi-sembunyi atau tidak terlihat orang lain, jadi jika seseorang keluar dari grup maka akan muncul notifikasi atau pemberitahuan yang menandakan ada seseorang yang keluar dari obrolan tersebut. Sehingga semua orang yang tergabung dalam grup akan mengetahui ada anggota yang keluar. 

Keluarnya seseorang dari grup whatsapp dinilai sebagian orang adalah hal yang aneh, selain muncul anggapan bahwa orang tersebut anti sosial banyak dari mereka mengira bahwa orang yang melakukan tindakan keluar dari grup merasa terganggu akan aktivitas obrolan-obrolan yang terjadi di dalamnya. Sehingga orang tersebut merasa tidak tahan akan notifikasi yang muncul di handphone. Padahal seseorang tidak lepas dari kebutuhan akan barang yang bernama handphone, karena banyak hal yang bisa kita gunakan untuk kepentingan lain yang bermanfaat selain hanya mengobrol dengan teman atau kerabat. Tetapi karena hal sepele seperti notifikasi yang tak berkesudahan, akhirnya tindakan keluar dari grup pun di lakukan.

Kesenjangan sosial semacam ini sangatlah wajar terjadi. terlebih kita sebagai individu-invidu yang mempunyai berbagai macam watak dan pribadi yang berbeda. majunya perkembangan teknologi pun semakin membuat kita terlalu sensitif terhadap suatu hal. Ada beberapa faktor yang juga melatarbelakangi itu semua yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk keluar dari grup whatsapp, diantaranya adalah obrolan yang tidak kenal waktu, sehingga kita bersusah payah untuk berkonsentrasi dengan pekerjaan, padahal di sisi lain kita sangat membutuhkan handphone, sedangkan keributan yang terjadi di dalam grup membuat kita terpaksa untuk meninggalkannya.  Belum lagi rasa kecewa saat handphone mengalami hang dan error seketika karena banyaknya chat yang masuk dan juga konten-konten yang di upload dalam grup seperti foto, video dan file. dan kadang tidak terlalu penting.

Tidak mengerti obrolan yang sedang berlangsung pun sering terjadi, kita merasa seperti orang asing yang terjebak dalam suatu kelompok aneh dan sedang membicarakan hal-hal yang kita sama sekali tidak mengerti. Tak jarang kita hanya bisa menjadi silent reader atau orang-orang yang hanya membaca tapi tidak ikut dalam obrolan. Orang yang menjadi silent reader cenderung bersifat sabar, karena masih bisa menerima apa yang terjadi. Bayangkan dengan mereka yang terlalu sensitif, sehingga ada beberapa hal saja yang terjadi di dalam obrolan yang dirasa menyinggunya, orang tersebut  langsung memutuskan untuk keluar dari grup. 

Rasa segan juga terkadang muncul ketika kita memutuskan ingin keluar dari grup, terlebih nantinya kita akan dicap sebagai anti sosial ataupun orang yang tidak menghargai adanya eksistensi dari suatu kelompok atau komunitas, tetapi hal ini bisa kita sikapi dengan baik apabila kita bisa dengan bijak menggunakannya. Semua kembali pada pribadi masing-masing, jikalau kita merasa risih atau tidak nyaman tergabung dalam suatu grup di whatsapp, tanyalah kepada diri sendiri, apa yang menyebabkan kita bisa masuk di dalamnya? Mengapa kita bisa tergabung di dalamnya? Apakah kita yang meminta, atau memang kita merupakan bagian dari kelompok, organisasi atau pergaulan yang memang mengharuskan anggota tergabung dalam grup. Banyak alternatif lain yang bisa kita tindak lanjuti menyangkut hal ini, seperti meminimalisirkan rasa cemas akan notif yang muncul dengan menggunakan fitur Mute dalam grup. Ataupun kita juga bisa sesekali membiasakan diri untuk terbiasa dalam obrolan, dengan ikut campur di dalamnya. 

Sekali lagi, semua kembali pada pribadi masing-masing, karena pada hakikatnya aplikasi messenger ini toh berguna untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan orang banyak. Jikalau memang ada beberapa hal yang membuat kita merasa tidak nyaman, pikirkanlah baik-baik betapa banyakanya juga manfaat yang bisa kita peroleh jika menggunakannya dengan bijak. Simple, bukan? 


Read More

MEMILIH DENGAN BIJAK


Read More
agustards. Powered by Blogger.

© 2014 A G U S T A R D S, AllRightsReserved.

Designed by agustards