Aku seperti lupa saja terhadap harumnya bau tanah
 Lantas terus saja menunggangi kuda besi
 Tak lelah walaupun sudah pernah kesana dan kemari
 
 Kau tahu. Angin yang memberiku sebuah harapan
 Berhembus lewat celah penutup kepala yang sesekali kubuka kacanya
 
 Semakin banyak kakiku terpijak
 Datanglah berlembar-lembar pengalaman baru. Yang selalu saja membuatku sibuk... Walau kadang hati tetap berkecamuk
 
 Tapi... Sedemikian sulitkah mencari sebuah ketenangan hati, pikiran 
ataupun perasaan? Sehingga merelakan hampir seumur hidup untuk 
berpura-pura dalam kesibukan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
agustards. Powered by Blogger.
0 komentar:
Post a Comment