They Called Me The Agent of Change


Dengan menyebut nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Penyayang. Langkah kaki ini akan saya teruskan dimana saja ada ilmu-ilmu Allah berada. Niat dihati ini masih ingin berlanjut menjadi insan yang bermanfaat dengan segudang pengalaman supaya ilmu yang dimiliki bukanlah semata-mata  hanya dari sumber bacaan, melainkan juga merupakan dari suatu tindakan dan aksi yang nyata. Lewat kedua hal tersebut, akan saya bentuk inovasi baru, langkah baru dan juga sebuah perubahan. 

Izinkanlah saya memperkenalkan diri, nama saya Agus Permana, orang memanggil saya bukan dengan sebutan yang biasa, misalnya dengan nama depan dari nama lengkap ataupun nama panggilan lain. Mereka memanggil saya dengan sebutan ‘Si Agen Perubahan’. Tapi ketahuilah, banyak dari mereka yang bilang bahwa saya terlahir dengan membawa banyak potensi. Segumpal daging yang berjalan diatas bumi, lahir pada tanggal 12 Agustus 1995 merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara. Tampak dari luar memang kesan pertama orang yang bertemu dengan saya akan mengira saya  bukanlah apa-apa. Itu adalah hal yang biasa, Sudah sering saya melaluinya. Yang menilai seseorang dengan rupa luar adalah mereka yang tidak mengetahui kebijaksanaan tiap indvidu. Apakah mereka tahu apa saja rintangan dan haluan yang telah di lalu? Jadi, bijaklah dalam menilai,  Seperti kata pepatah. Jangan melihat buku hanya dari sampulnya saja.

Maka dari itu, mari kenal lebih dekat dengan saya…

Setiap orang dilahirkan dengan membawa beratus - ratus potensi dalam dirinya, potensi menjadi seorang pemimpin, pebisnis, penulis, pemusik, penikmat seni ataupun seorang akademis. Jika ada diantara kita yang berkata "aku tidak punya potensi" berati dia sedang menghina Maha Sang Pencipta dan Maha Sang pemberi potensi yaitu Allah SWT. Dimana semua ciptaan Allah pasti ada maksud dan tujuan baiknya. Semua manusia mempunyai potensinya masing-masing, semua hebat dengan cara dan gayanya masing-masing. Tinggal bagaimana kita bertindak dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan potensi yang kita miliki. 

Saya pun yakin dilahirkan dengan banyak potensi yang unik. Yang hanya ada satu di dunia ini. Agus Permana… ya hanya satu-satunya di dunia. Dunia akan rugi ketika saya hilang, dunia akan mengalami ketidakseimbangan ketika saya tidak ada, dunia akan merasa sedih, sedih karena kehilangan satu dari banyak bagian terpenting yang telah Allah ciptakan. Karena saya tahu Allah telah merancangkan sebuah rencana, rencana berupa potensi besar yang diberikan didalam diri saya untuk dikembangkan dan dapat digunakan untuk mengubah dunia. 

Beberapa potensi yang  saya miliki adalah menulis, menggambar di lembar-lembar kertas bisu ataupun di kanvas layar digital yang dingin dan menciptakan hal yang baru lewat karya-karya yang nantinya akan di ingat oleh banyak orang.  Saya begitu yakin bahwa saya dilahirkan secara dahsyat dan ajaib. Memiliki kemampuan luar biasa dalam menulis dan bercoret-coret ria di atas kertas. Tulisan - tulisan dalam diri ini akan saya keluarkan menjadi sebuah pemahaman. Gambar-gambar yang saya buat ini akan menjadi sebuah penghubung dimana pemahaman akan saling berkesinambungan membentuk kesempurnaan dalam sebuah karya yang akan merubah dunia. Sehingga orang akan mengingat saya sebagai manusia yang hebat ketika kelak saya mati. Meniggalkan bekas kenangan yang indah adalah salah satu tujuan hidup saya selain menjadi ahli ekonomi, akuntan dan orang yang berpengaruh. Saya ingin sukses dalam hidup, bukan hanya sekedar hidup. Karena buat apa hidup? Kalau tidak meninggalkan bekas berupa manfaat bagi orang lain. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama? 

Melalui tulisan, manusia beralih dari zaman prasejarah menuju sejarah. Peradaban berkembang semakin cepat karena huruf-huruf yang tergores mulai dari dinding, daun, kertas, sampai yang tersimpan secara digital. Dengan tulisan, masa lalu dapat dipelajari sehingga bisa diperbaiki. Peradaban modern telah mensyaratkan manusia untuk menulis. Menulis menjadi pekerjaan sehari-hari. Sejak berusia muda, manusia sudah harus mulai mengenal huruf, angka, dan beberapa tanda baca yang melengkapi keduanya. Semakin maju peradaban, tulisan menjadi semakin penting. Melalui tulisan, manusia menuangkan pemikiran. Dan pemikiran menjadi semakin berkembang. Alhasil, peradaban pun berkembang, melalui tulisan. Pada akhirnya, manusia itu sendiri yang mendapat manfaat dari perkembangan peradaban. 

Sehebat itulah kekuatan sebuah tulisan. Saya pun sangat ingin menjadi apa yang dikatakan dari kutipan diatas. Menuangkan pikiran, sehingga membuat peradaban menjadi berkembang. Dan saya bisa menebar manfaat untuk orang banyak. Dengan menulis kebaikan dapat tersalurkan (Dakwah Bil Qolam). Dengan menulis terciptanya sarana kebebasan, ruang berekspresi, dan keinginan mengubah dunia menjadi lebih baik.  

Kita mungkin sering membaca buku motivasi dari Ippho Santosa, Mario Teguh, Bong Chandra dll. Apa yang kita rasakan setelah membaca buku mereka? Pasti kita merasakan semangat yang luar biasa bukan? Itulah mengapa sebuah tulisan bisa mengubah orang dari yang statis menjadi dinamis. 

Jauh terletak dipinggir banten, ada sebuah kota yang bernama Tangerang Selatan. Atau orang sering menyebutnya menjadi TANGSEL. Aneh, itulah yang akan diuangkapkan setiap orang yang ada disana. Tidak ada julukan yang khas untuk kota yang satu ini. Kotak baru yang belum pantas dibilang maju ataupun berkembang di Indonesia. Tapi disinilah saya tumbuh, menapaki hidup dari masa kecil 19 tahun yang lalu, sampai sekarang. Namun kota ini terasa indah karena saya bersama dengan orang-orang yang saya sayangi. Ingin saya lukis indah kota ini, melalui sebuah maha karya abadi, dibalut kanvas putih suci dengan tinta dari seorang pelajar. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda : “tinta bagi seorang pelajar lebih suci nilainya daripada darah seorang martir”. Itulah mengapa, dengan suatu kebanggan, kelak nanti, akan saya jadikan kota ini menjadi kota penuh inspirasi. Boleh saja mereka yang berada di Jawa Barat sana berkata “Ridwan Kamil untuk Bandung” maka kelak nanti orang-orang di kota ini juga akan mengatakan “Agus Permana untuk Tangsel”.  

Namun sekarang saya sedang berjuang, mencari ilmu untuk membangun sebuah perubahan di kampus tercinta STEI SEBI. Disini pula saya akan memasuki tahap-tahap perkembangan intelektual, dan cara berorganisasi yang baik. Berinteraksi dengan berbagai macam orang yang memiliki pemikiran berbeda-beda. Tetapi hal tersebut tidak membuat saya berhenti. Bahkan saya sangat tertarik untuk menghadapinya. Karena itu, saya berharap bisa bergabung di sebuah oraganisasai mahasiswa kampus. Harapan itu saya berikan kepada BEM STEI SEBI. Semoga ini adalah langkah awal yang baik bagi rencana saya yang hebat seperti apa yang tertulis diatas. Dan semoga Allah senantiasa meridhoi apa saja yang telah saya pilih, serta apa yang telah azzam ini tanamkan. Aamiin ya rabbal alamin.

1 komentar:

  1. buktiin gus kata2 ente yang ente tulis diatas !!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete

agustards. Powered by Blogger.

© 2014 A G U S T A R D S, AllRightsReserved.

Designed by agustards