"Dialah Yang menciptakan kamu dan
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Tetapi sedikit sekali kamu
bersyukur” (QS Al-Mulk : 23)
Bukankah demikian sifat manusia? Jika karena
suatu hal yang sangat di inginkan hatinya, tetapi tidak dimilikinya, sehingga
manusia terkadang mengabaikan semua kenikmatan yang telah di anugerahkan Allah
kepadanya. Seperti apa yang telah diterangkan potongan ayat dalam surat Al-mulk
diatas. Entah itu kesehatan, kekayaan dan kekuatan serta hal-hal lain yang
luput dari kesadaran kita sehingga membuat kita lupa untuk bersyukur.
Ketika
keinginan-keinginan kita tidak terpenuhi dan doa-doa yang selalu kita panjatkan
tidak kunjung dikabulkan. Apakah pernah kita berpikir bahwa itu semua Allah
lakukan demi kebaikan kita? Kita selalu merasa yakin bahwa kita mengetahui apa
yang kita butuhkan, tetapi kebutuhan seringkali keliru dengan keinginan. Bahkan
kadang hal-hal yang kita inginkan tetapi tidak kita butuhkan adalah yang
menjadi penyebab kejatuhan kita.
Siapa yang
dapat mengetahui bahwa kenikmatan pada hari ini dapat membawa kesengsaraan di
keesokan hari, atau kesengsaraan pada hari ini akan berbuah kenikmatan di hari
esok? Sering kali manusia hanya senang mencari jawaban, tetapi tidak untuk
penyebab. Sehingga jawaban yang ditemukan tidak sesuai seperti apa yang
diharapkan, dan tidak jarang hanya bersifat semu.
Saya ingat betul apa yang diucapkan oleh Ustad Yusuf Mansur sewaktu beliau memberikan tausiah disalah satu stasiun TV. Beliau bercerita bahwa ada seorang yang rumahnya tergenang air, dengan kondisi demikian jangan hanya mengambil kain pel, tapi lihat dari mana penyebab genangan air itu. Mungkin saja gentengnya yang bocor, karpet atas yang robek, talang air yang retak atau saluran air yang mampet. Maka dari itu perbaiki semuanya, Insya Allah genangan air itu bisa teratasi permanen, bukan temporer.
Saya ingat betul apa yang diucapkan oleh Ustad Yusuf Mansur sewaktu beliau memberikan tausiah disalah satu stasiun TV. Beliau bercerita bahwa ada seorang yang rumahnya tergenang air, dengan kondisi demikian jangan hanya mengambil kain pel, tapi lihat dari mana penyebab genangan air itu. Mungkin saja gentengnya yang bocor, karpet atas yang robek, talang air yang retak atau saluran air yang mampet. Maka dari itu perbaiki semuanya, Insya Allah genangan air itu bisa teratasi permanen, bukan temporer.
Sama halnya
dengan kehidupan, penyebab segala masalah adalah perbuatan kita yang berlumuran
dosa, maksiat atau kurangnya beribadah. Karena itu jika apa yang menjadi keinginan
kita untuk dikabulkan oleh Allah belum sampai kepada kita maka kita sepatutnya
menengok dan bercermin pada diri sendiri dan bertanya “apakah hidupku sudah
benar dan menjadi hamba yang baik?”. Hal yang harus kita lakukan adalah fokus pada
perbaikan diri, jika diri ini sudah benar, dan ibadah ini sudah rapih. Niscaya kehidupan
kita akan membaik. Karena fondasi dalam semua
urusan kehidupan adalah sholat kita, sedekah kita, dan perilaku kita. Betapa jarangnya
kita membuka Al-quran, jarangnya pergi ke masjid, jarangnya berdzikir,
jarangnya berdoa (bahkan untuk sesama) sehingga membuat kehidupan kita carut
marut.
Dan yang paling
utama, periksalah sholatnya. Sudah benarkan sholat kita? Lebih suka
menunda-nunda atau langsung dikerjakan? Kalau suka menunda-nunda, maka jangan
salahkan Allah kalau apa yang menjadi keinginan dan doa kita selama ini juga
akan di tunda kedatangannya. Jika semuanya sudah beres, sering-seringlah
melakukan evaluasi diri atau bermuhasabah. Karena bagaimanapun tingkat keimanan
seseorang tidak akan selamanya konstan. Ada saja keadaan dimana keimanan kita sering
goyah, dan adakalanya kita sebagai manusia juga sering lupa untuk berbenah.
Perlu diketahui bahwa Allah yang membantu atau menginzinkan seseorang untuk menyelesaikan masalah. Apapun masalah yang kita hadapi segera periksa keadaan diri sebelum semuanya terlambat. Bila sudah ditemukan apa penyebabnya. Insya Allah… Dia akan menolong!
So, get
close to Allah… don’t get lost !!!
0 komentar:
Post a Comment